KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Biaya .
Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas tentang “ Strategi Lokasi dan Tata Letak” sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Manajemen Operasi, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, dari semua pihak yang membaca, yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
- Ibu Destria selaku dosen pembimbing
- Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doanya
- Teman-teman S1 Akuntansi Non-Regular B ‘11 sebagai tempat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Oktober 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Strategi Lokasi
2.1.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi
2.1.1.1 Produktivitas Tenaga Kerja
2.1.1.2 Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
2.1.1.3 Biaya-biaya
2.1.1.4 Resiko Politik Nilai dan Budaya
2.1.1.5 Kedekatan pada Pasar
2.1.1.6 Kedekatan Pada Pemasok
2.1.1.7 Kedekatan pada Pesaing
2.1.2 Metode Evaluasi Alternatif Lokas
2.1.2.1 Metode Pemeringkatan Faktor
2.1.2.2 Analisis Titik Impas Lokasi
2.1.2.3 Metode Pusat Gravitasi
2.1.2.4 Model Transportasi
2.1.3 Strategi Lokasi pada Industri Jasa
2.1.4 Sistem Informasi Geografis
2.2 Strategi Layout
2.2.1 Jenis-jenis Tata Letak
2.2.1.1 Tata Letak Kantor
2.2.1.2 Tata Letak Toko Eceran
2.2.1.3 Tata Letak Gudang
2.2.1.4 Tata Letak dengan Posis Tetap
2.2.1.5 Tata Letak Berorientasi Proses
2.2.1.6 Tata letak Sel Kerja
2.2.1.7 Tata Letak Berorientasi Produk
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
|
ii
iii
4
4
4
5
5
5
5
6
6
7
8
8
8
9
9
9
9
10
10
10
11
12
12
15
16
16
17
17
19
23
24
26
30
37
37
37
xl
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dsb.).
Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-variabel penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan akan dibatasi pada hal-hal berikut:
- Bagaimana suatu keputusan tentang lokasi dan tata letak dapat ditentukan
- Bagaimana faktor-faktor lain dapat memengaruhi pengambilan keputusan lokasi?
- Bagaimana tipe-tipe strategi tata letak dapat diterapkan
- Metode perhitungan dalam menganalisis lokasi dan tata letak
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:
1.3.1. Tujuan Umum
1. Menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan menggunakan rasio-rasio
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah
1.3.2 Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi sesuai kontrak perkuliahan minggu ke-5 : “ Location and Layout Strategy”
1.4 Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam memahami strategi lokasi dan tata letak dalam proses produksi ataupun jasa.
2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.
1.5 Metode Penelitian
Kajian ini merupakan penyusunan informasi dari berbagai sumber yang bersifat deskriptif yaitu berusaha memberikan gambaran yang memadai mengenai latar belakang dan mempelajari lebih mendalam dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau studi literature. Data yang diperlukan dengan memanfaatkan sumber data sekunder yang berupa literature, majalah, buku tentang manajemen operasi, jurnal, artikel, data-data dari internet serta laporan maupun tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahan ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara keseluruhan tentang makalah ini, berikut disajikan sistematika pembahasan makalah yang terdiri dari 3 bab, dengan susunan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pembahasan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan pemaparan materi Strategi Lokasi dan Strategi Tata Letak secara terpisah dan mendetail
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan makalah. Isi bab ini adalah ringkasan dan kesimpulan atas pembahasan materi yang dilakukan pada bab sebelumnya, serta saran dari penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Lokasi menentukan prestasi , merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan. Banyak alasan yang mendasarinya diantaranya sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembangunan kawasan industri untuk ditawarkan pada perusahaan yang akan membangun pabriknya maupun pembangunan pusat-pusat perdagangan, kawasan perkantoran yang ditawarkan kepada para pengusaha jasa.
Kegiatan perekonomian di suatu tempat, wilayah, maupun Negara ditandai dengan tumbuh berkembangnya pusat-pusat niaga maupun industri yang berdiri di lokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan suatu bangsa juga sangat tergantung dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah Negara yang bersangkutan yang berarti dientukan oleh banyak tidaknya lokasi –lokasi kegiatan operasional bisnis.
2.1 Strategi Lokasi
Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.
Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain.
Keputusan lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meski inovasi dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
Lokasi dan Biaya – Karena lokasi memengaruhi biaya dan menentukan penghasilan, lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan strategi bisnis perusahaan. Keputusan lokasi yang berdasarkan pada strategi biaya rendah (low-cost) membutuhkan pertimbangan yang cermat. Ketika manajemen telah memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya yang menjadi tetap dan sulit dikurangi. Oleh karena itu, kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik.
Lokasi dan Inovasi – Saat kreativitas, inovasi, dan investasi litbang bersifat penting bagi strategi operasi, fokus criteria lokasi dapat berubah, dari yang awalnya berfokus-pada-biaya, menjadi berfokus-pada-inovasi Ada empat sifat yang memengaruhi inovasi dan daya saing :
- Adanya input berkualitas tinggu dan spesifik, seperti kemampuan ilmiah dan teknik
- Lingkungan yang kondusif bagi investasi dan persaingan lokal yang ketat
- Tekanan dan wawasan yang didapat dari pasar lokal yg berpengalaman
- Adanya industry lokal yang saling terhubung dan mendukung
2.1.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi
Menentukan lokasi operasional untuk perusahaan yang telah menempatkan usahanya secara internasional adalah tidak sederhana. Keputusan lokasi sudah keluar melebihi batas Negara, pada kenyataannya keputusan lokasi bagi perusahaan uyang beroperasi secara global dimulai dari mempertimbangkan berbagai faktor untuk memilih Negara, dilanjutkan untuk memilih wilayah sampai memilih tempat. Adapun berbagai faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Keputusan Pemilihan Lokasi Negara – Adapun faktor yang dipertimbangkan :
- Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta insentif pemerintah.
- Permasalahan budaya dan ekonomi , termasuk budaya korupsi
- Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar agar keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.
- Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga kerja adalah sangat penting bagi perusahaan.
- Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi, hal ini disebabkan ketergantungan perusahaan pada hal-hal tersebut karena tanpa bahan baku, komunikasi maupun energi maka perusahaan tidak dapat beropoperasi.
- Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang sangat fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.
Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region) – Faktor yang dipertimbangkan diantaranya:
- Keinginan perusahaan
- Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim)
- Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja
- Biaya dan ketersediaan pelayanan umum.
- Peraturan mengenai lingkungan hidup.
- Insentif dari pemerintah.
- Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.
- Biaya tanah dan pendirian bangunan.
Keputusan Lokasi untuk memilih tempat (site) – Adapun faktor pertimbangannya :
- Ukuran dan biaya lokasi
- Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupunb jalur laut.
- Pembatasan daerah.
- Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutiuhkan.
- Permasalahan dampak lingkungan.
Di samping globalisasi, sejumlah factor lain juga memengaruhi keputusan lokasi. Faktor-fakter tersebut antara lain sebagai berikut :
2.1.1.1 Produktivitas Tenaga Kerja
Saat memutuskan sebuah lokasi,manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang rendah pada suatu daerah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang buruk, pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan walaupun upahnya rendah. Demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten dalam bekerja tidak memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah.
2.1.1.2 Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar yang menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing. Walau demikian ,nilai mata uang asing di hampir semua negara terus berfluktuasi.
2.1.1.3 Biaya-biaya
Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya tidak nyata. Biaya nyata adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, serta biaya lain yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan , serta kualitas dan sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim dan kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen pekerja.
2.1.1.4 Resiko Politik Nilai dan Budaya
Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah nasional, negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektual, penetapan zona, polusi, serta stabilitas ketenagakerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak berlangsung lama. Walaupun demikian pihak manajemen mungkin mendapati sikap ini dapat dipengaruhi oleh pola kepemimpinan mereka sendiri. Sikap pekerja mungkin berbeda dari satu negara dengan negara lain, daerah dengan daerah lain. Dilain pihak sikap ini dapat mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan memberikan penawaran pada pekerja yang ada sekarang jika perusahaan pindah kelokasi baru.
Satu dari tantangan terbesar keputusan operasi global adalah berkompromi dengan budaya negara lain. Perbedaan budaya bekerja dan pemasok dalam hal ketetapan waktu membuat perbedaan besar dalam jadwal produksi dan pengiriman.
2.1.1.5 Kedekatan pada Pasar
Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah sangat penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut mendapati bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor lokasi utama. Perusahaan manufaktur mendapati berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal atau sulit (mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah) merupakan hal yang sangat berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok menginginkan lokasi yang dekat dengan pelanggan.
2.1.1.6 Kedekatan Pada Pemasok
Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1) barang –barang yang mudah busuk, (2) biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak. Para penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan barang mentah yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan yang bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama (seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya transportasi yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama.
2.1.1.7 Kedekatan pada Pesaing
Mungkin terasa jika perusahaan-perusahaan juga senang berdekatan dengan para pesaingnya. Kecenderungan yang disebut pengelompokan atau clustering yang sering terjadi apabila sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan bakat.
2.1.2 Metode Evaluasi Alternatif Lokasi
Terdapat empat metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi: Metode Pemeringkatan Faktor, Analisis Titik-Impas Lokasi, Metode Pusat-Gravitasi, dan Model Transportasi. bagian ini menjelaskan pendekatan-pendekatan ini.
2.1.2.1 Metode Pemeringkatan Faktor
Terdapat banyak faktor, kualitatif maupun kuantitatif, yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga manajer dapat menggunakan bobot untuk membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode pemeringkatan-faktor mempunyai enam tahap:
a) Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
b) Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan.
c) Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1 sampai 100 point).
d) Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e) Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah total untuk setiap lokasi.
f) Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
Jika sebuah keputusan bersifat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil, maka analisi lebih lanjut mengenai pembobotan atau penilaiannya mungkin perlu dilakuka. sebagai alternative lain, manajemen dapat menyimpulkan factor tidak nyata bukan merupakan criteria yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan lokasi. oleh karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada aspek keputusan yang lebih kuantitatif.
2.1.2.2 Analisis Titik Impas Lokasi
Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk analisis titikuntuk membuat suatu perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik-impas lokasi dapat dilakukan secara matematik atau secara grafik. Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan dengan memberikan kisaran jumlah setiap lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis titik-impas adalah:
a) Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi.
b) Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu.
c) Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi yang diinginkan.
2.1.2.3 Metode Pusat Gravitasi
Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimisasi biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi, metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan.
Karena volume kendaraan kontainer yang dipindahkan setiap bulannya mempengaruhi biaya, jarak bukan menjadi satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung bersifat proporsional dengan jarak dan banyaknya barang yang diangkut. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang membuat jarak tertimbang antara gudang dan outlet pengecernya menjadi minimal, jarak ini diberi bobot sesuai dengan banyaknya kontainer yang diangkut.
Langkash pertama dalam metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu system koordinat. Titik asal system koordinat dan skala yang digunakan bersifat beruba-ubah selama jarak relative (antarlokasi) dinyatakan secara tepat. hal ini mudah dilakukan dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Pusat gravitasi dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut:
dimana: dix= koordinat –x lokasi i,
diy= koordinat –y lokasi i,
Qi = kuantitas barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i
Perhatikan bahwa Persamaan 1 dan 2 mengandung istilah Qi yang merupakan kuantitas barang pasokan yang dipindahkan ke atau dari lokasi i.
Karena jumlah kontainer yang dikirim setiap bulan memengaruhi biaya, jarak tidak dapat dijadikan satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengansumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.
2.1.2.4 Model Transportasi
Tujuan dari model transportasi adalah untuk menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik penawaran-permintaan menghadapi masalah yang sama. Sebagai contoh, jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks. VW Meksiko mengirimkan hasil rakitan ke Brasil, sementara VW Meksiko sendiri menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusatnya di Jerman.
Walapun teknik pemrograman linier dapat digunakan untuk menyelesaikan jenis masalah ini, telah dikembangkan algoritma bertujuan khusus yang lebih efisien untuk aplikasi transportasi. Model Transportasi memberikan solusi awal yang pantas, kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal dicapai.
2.1.3 Strategi Lokasi pada Industri Jasa
Analisis lokasi disektor industri terfokus pada minimalisasi biaya, sementara fokus pada sektor jasa ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan perusahaan manufaktur mendapati biaya cenderung sangat berbeda diantar lokasi-lokasi yang berbeda, sementara perusahaan jasa mendapati lokasi sering lebih berdampak terhadap pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu, bagi perusahaan jasa, lokasi yang spesifik kerap lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi pendapatan dari pada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti fokus lokasi bagi perusahaan jasa seharusnya adalah pada penetapan volume bisnis dan pendapatannya. Terdapat delapan komponen utama volume dan pendapatan perusahaan jasa.
- Daya beli di wilayah yang dapat menarik pelanggan
- Kesesuaian antara jasa dan citra perusahaan dengan demografi wilayah yang dapat menarik pelanggan
- Persaingan diwilayah tersebut
- Kualitas persaingan
- Keunikan lokasi perusahaan dan pesaing
- Kualitas fisik fasilitas dan bisnis di sekitarnya
- Kebijakan operasional perusahaan
- Kualitas manajemen
Analisis yang realistis dari faktor-faktor diatas dapat memberikan gambaran yang layak mengenai pendapatan yang diharapkan. Teknik-teknik yang digunakan dalam sektor jasa meliputi : analisis korelasi, perhitungan lalu lintas, analisis demografis, analisis daya beli, metode pemeringkatan faktor, metode pusat gravitasi, dan sistem informasi geografi.
Lokasi Organisasi Jasa/Eceran/Profersional
|
Lokasi Perusahaan Manufaktur
|
Fokus pada Pendapatan
|
Fokus pada Biaya
|
Volume/pendapatan | Biaya Nyata |
Lokasi yang menarik pelangan ; daya beli | Biaya pengiriman bahan mentah |
Persaingan ; iklan/penentuan harga. | Biaya pengantaran barang jadi |
Kualitas Fisik | Biaya energi dan layanan umum : tenaga kerja;bahan mentah; pajak, dan lain-lain. |
Parkir/akses;keamanan/penerangan; penampilan/citra. | Biaya tidak nyata dan akan segera terjadi |
Penentu Biaya | Sikap terhadap serikat pekerja |
Sewa. | Kualitas hidup |
Manajemen yang berkualitas | Biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah negara bagian |
Kebijakan operasi (jam kerja, tingkat upah). | Kualitas pemerintahan negara bagian dan lokal |
Model regresi untuk menetapkan kepentingan beragam faktor yang ada | Metode transportasi |
Teknik
|
Teknik
|
Metode pemeringkatan faktor | Metode pemeringkatan faktor |
Perhitungan lalu lintas | Analisis titik impas lokasi |
Analisis demografis lokasi yang menarik pelanggan | Diagram titik persilangan |
Analisis daya beli lokasi | |
Sistem informasi geografis | |
Asumsi
|
Asumsi
|
Lokasi merupakan penentu utama pendapatan | Lokasi penentu utama biaya |
Permasalahan hubungan yang erat dengan pelanggan sangat penting | Sebagian besar biaya utama dapat diidentifikasikan secara eksplisit untuk setiap lokasi |
Biaya cenderung konstan pada daerah tertentu. Oleh karena, fungsi pendapatan sangat penting | Hubungan rendah dengan pelanggan memungkinkan perusahaan berfokus pad biaya yang dapat diidentifikasi |
Biaya tidak nyata dapat di evaluasi |
Rantai Usaha Perhotelan Menyeleksi Lokasi
Salah satu keputusan yang paling penting dalam rantai usaha penginapan adalah menentukan lokasi. Rantai usaha hotel yang memilih lokasi yang tepat secara lebih akurat dan lebih cepat disbanding pesaingnya memiliki keuntungan strategis yang menonjol. La Quinta Motor Inns, bermarkas di San Antonio, Texas, adalah rantai nusaha dengan harga sedang yang terdiri dari 150 penginapan. La Quinta berorientasi pada orang-orang yang menginap karena perjalanan dinas.
Hotel itu memulai dengan pengujian 35 variabel independen, untuk mencari yang mana dari variable itu memiliki korelasi terbesar dengan profitabilitas yang diprediksi, dan mana yang menjadi variable dependennya. Variable independen yang “kompetitif” mencakup kamar hotel pada tingkat harga sewa rata-rata dan daerah sekitarnya. Yang menjadi variable “penggerak permintaannya” adalah daya tarik local seperti gedung perkantoran dan rumah sakit yang menarik konsumen potensial dalam wilayah perdagangan sampai radium 4 mil. Variable “demografi” seperti populasi daerah itu dan tingkat pengangguran, dapat juga mempengaruhi keberhasilan sebuah hotel.
Faktor-faktor daya tarik pasar (market awareness), seperti jumlah HOTEL dalam wilayah tersebut merupakan kategori keempat. Terakhir “karakteristik fisik” dari lokasi itu, seperti kemudahan akses atau kejelasan tanda-tanda lalu lintas terlihat, merupakan variable independen terakhir dari 35 variabel independen yang ada.
Pada akhirnya, model regresi yang dipilih, dengan koefisien determinasi (r2) : 51 % mencakup hanya 4 dari variable yang diprediksi. Keempat variable itu adalah : harga HOTEL, median tingkat pendapatan, populasi Negara bagian tempat hotel berada, dan lokasi perguruan tinggi yang dekat (yang merupakan wakil dari faktor penggerak permintaan lainnya).
Industri Pemasaran Lewat telepon
Aktivitas-aktivitas industry dan kantor yang tidak membutuhkan baik kontak langsung dengan konsumen maupun perpindahan bahan baku, secara substansial memperluas pilihan lokasi. Kasus dalam hal ini adalah industry telemarketing (pemasaran lewat telepon), dimana variable-variabel yang telah dibahas sebelumnya tidak lagi relevan. Bila perpindahan informasi secara elektronik baik, maka keputusan lokasi diarahkan oleh biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Misalnya, fidelity Investments baru-baru ini merelokasi banyak karyawannya dari Boston ke Covington, Kentucky. Kini karyawan yang sedikit memakan biaya di wilayan Covington tersambungkan dengan sambungan telepon yang tidak mahal, kepada para kolega mereka di kantor Boston dengan biaya kurang dari $ 0,05 permenit. Berarti lebih rendah dari pengeluaran Fidelity untuk sambungan telepon lokalnya.
Perubahan kriteria lokasi mungkin juga mempengaruhi sejumlah bisnis lainnya, misalnya, Negara bagian yang beban pajak lebih kecil dan pemilik property di pinggiran kota dan wilayah perkotaan yang indah pasti akan unggul. Demikian pula penyedia layanan e-mail (seperti MCI), pembuat perangkat lunak telecommuting (perjalanan bolak-balik lewat telepon), seperti IBM/Lotus; perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas konferensi dengan video (seperti Picture-Tel), pembuat peralatan kantor elektronik (seperti Dell dan Hawlet-Packard); dan perusahaan pengiriman (seperti UPS dan FedEx).
2.1.4 Sistem Informasi Geografis
Adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. SIG membantu perusahaan membuat keputusan analitis yang berkaitan dengan lokasi. Beberapa data geografis yang tersedia dalam SIG :
- Data sensus menurut blok, bidang, kota, wilayah, kecamata, daerah metropolitan, Negara bagian, dan kodepos
- Peta dari setiap gang, jalan raya, jembatan dan terowongan
- Fasilitas umum seperti saluran air, listrik dan gas
- Sunga, gunung, danau, dan lautan
- Bandara, universtias, rumah sakit, dll
Penerapan SIG pada perusahaan penerbangan adalah untuk mengidentifikasi bandara yang paling efektif untuk melakukan pelayanan darat seperti pengisian bahan bakar pesawat-makanan-jasa, juga untuk membantu penjadwalan.
Penerapan SIG bagi developer gedung perkantoran komersial adalah untuk memilih kota-kota tempat mereka akan membangun di masa depan. SIG digunakan untuk menganalisis factor-faktor yang memengaruhi keputusan lokasi yang mencakup lima elemen untuk setiap kota : daerah pemukiman, toko eceran, pusat kebudayaan dan hiburan, tindak kriminal, serta pilihan trasportasi.
2.2 Strategi Tata letak
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :
- Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi
- Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
- Modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman
- Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik
- Fleksibilitas
Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih silang karyawan, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja berdekatan, dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.
2.2.1 Jenis-jenis Tata Letak
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusia dan informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan hal-hal berikut :
Ù¥ Peralatan penangan bahan – Manager harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
Ù¥ Kapasitas dan persyaratan luas ruang – Desain tata letak dan penyediaan ruang hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6 kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan, kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan mesin.
Ù¥ Lingkungan hidup dan estetika – Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan aliran udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
Ù¥ Aliran informasi – Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau ruang kantor terpisah.
Ù¥ Biaya pergerakan antarwilayah kerja – pertimbangkan hal hal yang berkaitan dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk didekatkan satu sama lain.
Terdapat enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam menyelesaikan permasalahan tata letak, yaitu :
2.2.1.1 Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di banyak kantor.
Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan (relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer produk menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah (1) dekat dengan wilayah desainer, (2) kurang dekat dengan sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau departemen keuangan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan. Pertama, teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronik. Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di kantor.
2.2.1.2 Tata Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
- Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
- Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
- Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
- Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
- Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi konsumen.
Servicescape
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
- Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
- Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian penerimaan tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
- Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan yang memiliki arti sosial
Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan Bitner untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan berlangsung. Jika Anda mencoba untuk menggambarkan perbedaan pelanggan ditemui ketika memasuki cabang mengatakan seperti McDonald’s dibandingkan dengan restoran keluarga kecil, konsep servicescapes mungkin terbukti bermanfaat. Booming dan Bitner menetapkan servicescape sebagai “lingkungan di mana layanan ini berkumpul dan di mana penjual dan pelanggan berinteraksi, dikombinasikan dengan komoditas nyata bahwa kinerja atau memfasilitasi komunikasi layanan”.
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan ‘pemandangan’. Hal ini termasuk fasilitas eksterior (lanskap, desain eksterior, signage, parkir, sekitar lingkungan) dan fasilitas interior (interior desain & dekorasi, peralatan, signage, tata letak, kualitas udara, suhu dan suasana). Servicescape bersama dengan bukti fisik lainnya seperti kartu nama, alat tulis, laporan penagihan, laporan, karyawan gaun, seragam, brosur, halaman web dan bentuk servicescape virtual yang ‘Bukti fisik’ dalam pemasaran jasa.
2.2.1.3 Tata Letak Gudang
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan.
Fungsi inventory
Ù¥ Memisahkan berbagai material untuk proses produksi
Ù¥ Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
Ù¥ Mengambil keuntungan diskon
Ù¥ Menjaga pengaruh inflasi
RECEIVING & SHIPPING
Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping) berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat dimulainya aliran material, sedang departemen pengiriman merupakan akhir dari aliran material.
Sentralisasi departemen penerimaan dan pengiriman mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : memaksimalakan penggunaan peralatan, memaksimalkan penggunaan personal, efisiensi ruangan, dan pengurangan biaya fasilitas.
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan material dalam gudang.
Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya dan memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Maka dalam perencanaan gudang dan sistem pergudangan diperlukan hal-hal berikut ini :
- Memaksimalkan penggunaan ruangan
- Memaksimalkan penggunaan peralatan
- Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
- Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan pengiriman material
- Memaksimalkan perlindungan terhadap material
Jenis Inventory
Ù¥ Raw material (Bahan baku)
Ù¥ Work-in-progress (Setengah Jadi)
Ù¥ Maintenance/repair/operating supply
Ù¥ Finished goods (Barang Jadi)
Dari beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain dengan masa waktu penyimpanan, yang dibedakan menjadi dua yaitu gudang temporare yang berarti material yang disimpan hanya untuk sementara, dan gudang semi permanent yaitu tempat untuk penyimpanan material yang kemudian siap untuk dilakukan pengiriman material.
1. Penyimpanan Sementara
Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu dilakukan proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada suatu proses harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk material setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk proses berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.
2. Penyimpanan Semi Permanent
Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk material- material menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam penyimpanan ini adalah material produk jadi, material sisa, skrap, dan barang buangan yang masih sering dibutuhkan.
Fungsi penerimaan
Untuk kelancaran proses penerimaan maka beberapa fasilitas diperlukan departemen penerimaan yaitu :
- Area yang cukup untuk penempatan angkutan.
- Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang keluar masuk pabrik.
- Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock dan lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dock.
- Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
- Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
- Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
- Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan sebagainya.
Layout: Departemen Penerimaan
Area penerimaan dapat diperkirakan dengan ukuran seperti contoh (Gambar 8.3) berikut ini, dengan asumsi terdiri dari 2 dock.
Gambar Area Penerimaan
Fungsi Pengiriman
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam proses pengiriman. Pertama, kondisi material yang akan didistribusikan. Kedua, sifat fisik dari material tersebut. Ketiga, metode penanganan / pemindahan material termasuk alat pengangkutannya. Keempat, beban kerja: jumlah pengiriman per satuan waktu, volume yang dibawa tiap kali pengiriman, jumlah dan jadwal kedatangan alat angkut. Terakhir adalah lokasi daerah pengiriman, dll.
Layout: Departemen Pengiriman
Area pengiriman meliputi area untuk pengepakan, penimbangan, pelabelan, gang tempat parkir trailer, jalan masuk dan kantor serta area istirahat untuk pengemudi trailer. Bila area pengiriman dan penerimaan satu lokasi, maka luas area yang digunakan sama ditambah area pengepakan dan aktivitas pengiriman lainnya.
Gambar Area Pengiriman
CROSS- DOCKING
Cross-docking adalah menghindari penempatan material atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat diterima. Artinya bahan dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan dalam penyimpanan di gudang. Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi label dan disusun sebelumya tiba pada dok pengiriman untuk dirute ulang sehingga menghindari aktivitas penerimaan secara formal, perhitungan stok/penyimpanan, dan pemilihan pesanan. Karena aktivitas ini tidak menambah nilai pada produk, jika dihapuskan, penghematan biayanya akan sebesar 100%. Walaupun Cross-Docking mengurangi biaya penanganan bahan, persediaan, dan fasilitas, namun hal ini memerlukan penjadwalan yang ketat dan juga identifikasi produk yang datang secara akurat dengan sistem barcode.
RANDOM STOCKING
Automatic Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS dipadukan dengan sistem informasi manajemen yang efektif, maka manajer operasi dapat mengetahui jumlah dan lokasi setiap unit yang ada. Informasi ini dapat digunakan dengan operator manusia atau dengan ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara acak. Jumlah dan lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas keseluruhan secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit penjaga persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen. Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut:
- Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.
- Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
- Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
- Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
- Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
Secara acak, sistem perhitungan persediann dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan menurunkan biaya, tenaga kerja, tetapi membutuhkan catatan yang akurat.
Customizing
Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin dan menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang, permintaan yang ada adalah bagaimana gudang dapat mengustomisasikan produk. Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai produk ditambahkan melalui kustomisasi. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan bersaing pada pasar di mana terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat. Sebagai contoh, gudang dapat menjadi tempat di mana komponen computer dipasang, peranti lunaknya dimuat, dan perbaikannya dilakukan. Gudang juga menyediakan label dan pengemasan yang terkostumisasi untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.
Saat ini, semakin banyak gudang yang ditempatkan bersebelahan dengan bandara besar, seperti dalam fasilitas yang dimiliki oleh terminal Federal Express di Memphis. Menambahkan nilai gudang yang bersebelahan dengan bandara besar memungkinkan dilakukannya pengiriman dalam satu malam. Sebagai contoh, jika terminal computer Anda rusak, penggantinya dapat dikirimkan kepada anda dari sebuah gudang untuk diantarkan keesokan paginya. Saat terminal lama Anda tiba kembali ke gudang, terminal itu akan diperbaiki dan dikirim kepada orang lain lagi. aktivitas penambahan nilai seperti ini pada “gudang semu” mengontribusikan strategi-strategi kustomisasi, biaya rendah, dan respons cepat.
2.2.1.4 Tata Letak dengan Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit.
Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya dikarenakan tiga factor. Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi, strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
Contoh penerapan tata letak dengan posisi tetap :
Ù¥ Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien tetap diam di mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
Ù¥ Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan posisi tetap yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama berbagai periode waktu bagi setiap kontraktor.
Ù¥ Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di tempat dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk “rapat para pedagang” untuk menentukan ruang untuk berbagai periode waktu. Namun, foto rumah ini dibangun dalam dua modul yang bergerak dalam sebuah pabrik. Rangka tempat berpijak (scaffolding) dan alat pengangkat barang berat (hoist) membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang berada dalam ruangan juga menambah produktivitas.
2.2.1.5 Tata Letak Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen. Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat keuntungan, antara lain :
- Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.
- Penggunaan ruangan yang efisien.
- Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
- Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
- Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk melayani konsumen.
Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai interaksi tinggi sehingga meminimumkan biaya penanganan material. Untuk menghitung biaya aliran material dari satu departemen ke departemen lainnya, dapat digunakan rumus matematika berikut ini :
Dengan
n= jumlah total pusat kerja atau departemen
Z = biaya total aliran material
Cij = biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j , dengan i ≠ j .
Fij = aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j .
Dij = jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j .
i, j = departemen-departemen individual atau nomor departemen.
Perhitungan biaya aliran material dengan menggunakan rumus di atas dapat dilakukan dengan perhitungan manual, tetapi jika jumlah departemen yang harus ditangani banyak maka perhitungan tersebut akan terasa menjemukan dan membuangbuang waktu dan tenaga. Pada masa sekarang banyak aplikasi komputer yang dibuat khusus untuk menangani masalah tata-letak departemen seperti CRAFT (Computerized Relative Alocation of Facilities Technique), PREP (Plant Relayout And Evaluation Package), ALDEP (Automated layout Design Program), CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi. Aplikasi komputer yang akan digunakan sebagai referensi dalam pembuatan tugas akhir ini adalah aplikasi CRAFT.
Kelebihan dan Kelemahan Tata Letak Berorientasi Pada Proses
Kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Tata Letak Ruang Gawat Darurat yang menunjukkan Rute dari 2 Pasien
2.2.1.6 Tata letak Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. SeI kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
- Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
- Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
- Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel kerja.
- Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
- Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
- Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
- Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat.
Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT telah menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi tata letak baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan pengujian departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah memindahkan mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan biaya total.
SYARAT SEL KERJA
Persyaratan produksi selular meliputi:
- Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang sejenisnya.
- Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
- Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan imajinatif.
- Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas lini perakitan dan proses : Pertama, karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka pengujian dapat dilakukan segera. Kedua, pekerja yang diperlukan lebih sedikit. Ketiga, para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas. Keempat, wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien.Kelima, komunikasi ditingkatkan.
Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan kurang dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular. Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama sepuluh tahun terakhir telah meningkatkan penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per tahun. Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini menjadi manufaktur selular. Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO, Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan yang serupa dengan sel kerja.
Mengisi dan Menyeimbangkan Sel Kerja
Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar, tugas kita selanjutnya adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkannya. Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah.
- Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
- Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
Contoh memperlihatkan dua langkah untuk pengisian sel kerja
Contoh Mengisi Sel Kerja
Perusahaan Stephen Hall di Dayton membuat cermin mobil. Pelanggan besarnya termasuk pabrik Honda yanga ada di dekatnya. Honda memesan 600 cermin untuk diantar setiap harinya, dan sel kerja yang memproduksi cermin dijadwalkan untuk bekerja 8 jam. Hall ingin menentukan waktu takt dan jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Pendekatan : Hall menggunakan Persamaan (9-2) dan (9-3), serta mengembangkan diagram keseimbangan kerja untuk membantu menentuka waktu untuk setiap operasi dalam sel kerjanya dan waktu totalnya.
Jawaban : Waktu takt = (8jam x 60 menit)/600 barang
= 480/600 = 0,8 menit = 48 detik
Maka kebutuhan pelanggan adalah satu cermin setiap 48 detik.
Diagram keseimbangan kerja menunjukkan dibutuhkan 5 operasi untuk waktu operasi total 140 detik.
Karyawan dibutuhkan = Waktu operasi total yang dibutuhkan/Waktu takt
= ( 50 + 45 + 10 + 20 + 15 )/48
= 140/48 = 2,91
Diagram Keseimbangan Kerja untuk Produksi Cermin
Pemahaman : Memproduksi satu barang setiap 48 detik akan membutuhkan 2,91 orang. Dengan tiga orang operator sel kerja ini akan memproduksi satu barang setiap 46,67 detik (140 detik/3 karyawan = 46,67) dan 617 barang per hari (480 menit yang dibutuhkan x 60 detik)/46,67 detik untuk setiap barang = 617).
Tabel sel kerja, pusat kerja dan pabrik yang terfokus
Sel Kerja | Pusat Kerja yang Terfokus | Pabrik yang Terfokus |
Sel kerja adalah pengaturan mesin dan pekerja pada fasilitas yang pada awalnya berorientasi pada proses secara sementara. | Pusat kerja yang terfokus adalah pengaturan mesin dan pekerja pada fasilitas yang pada awalnya berorientasi pada proses secara permanen. | Pabrik yang terfokus adalah sebuah fasilitas permanen yang memproduksi produk atau komponen pada fasilitas yang berorientasi pada produk. |
Contoh : Sebuah job shop dengan mesin dan pekerja yang diatur untuk memproduksi panel kendali yang unik sejumlah 300 unit. | Contoh : Manufaktur penyokong pipa di galangan kapal. | Contoh : Pabrik yang memproduksi mekanisme jendela mobil. |
2.2.1.7 Tata Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:
- Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
- Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
- Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
- Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
- Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
- Biaya penanganan bahan yang rendah.
- Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
- Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
- Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
- Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
- Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
- Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.
Penyeimbangan lini perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang digunakan. Kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti membuat lubang, mengencangkan baut, atau mengecat komponen dengan cara menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus mengetahui hubungan prioritas antar – aktivitas – yaitu, urutan beragam tugas yang harus dikerjakan.
Contoh mengembangkan diagram preseden untuk sebuah lini perakitan
Boeing ingin membuat diagram preseden untuk sebuah komponen pesawat elektrostatis yang membutuhkan waktu perakitan total 66 menit.
Pendekatan : Stafnya mengumpulkan daftar tugas, waktu perakitan dan langkah yang diperlukan komponen dalam tabel berikut :
Data preseden untuk Komponen Sayap
Tugas
|
Waktu Pengerjaan (menit)
|
Tugas – tugas yang Harus Diselesaikan Dahulu
|
A
|
10
|
-
|
B
|
11
|
A
|
C
|
5
|
B
|
D
|
4
|
B
|
E
|
12
|
A
|
F
|
3
|
C, D
|
G
|
7
|
F
|
H
|
11
|
E
|
I
|
3
|
G, H
|
Waktu total
|
66
|
Solusi : Menunjukkan diagram preseden
Diagram preseden
Pemahaman : Diagram tersebut membantu menstruktur lini perakitan dan stasiun kerja, serta membuat kita semakin mudah memvisualisasikan langkah – langkah tugasnya.
Lini perakitan Hamburger McDonald’s
Setelah membuat diagram preseden yang merangkum urutan dan waktu tugas, tugas – tugas ini dikelompokkan dalam stasiun – stasiun kerja sehingga tingkat produksinya dapat dipenuhi. Proses ini meliputi tiga langkah berikut.
- Hitung unit yang perlu dihasilkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat produksi) dan bagi dengan waktu produksi yang tersedia per hari (dalam menit atau detik). Kita peroleh waktu siklus – waktu maksimal dimana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai.
- Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoretis. Jumlah ini merupakan waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk) dibagi dengan waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat terdekat.
Di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.
- Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan, dan menjaga supaya waktu kosong pada setiap stasiun kerja tetap minimal. Berikut prosedur formal untuk mengerjakan hal ini.
a) Mengidentifikasi daftar tugas utama.
b) Menghilangkan tugas – tugas yang telah diberikan pada stasiun kerja tertentu.
c) Menghilangkan tugas – tugas yang memiliki hubungan preseden yang tidak dapat dipenuhi.
d) Menghilangkan tugas – tugas yang tidak cukup waktunya untuk dilaksanakan pada stasiun kerja.
e) Menggunakan salah satu “Heuristik” penyeimbang lini yang dijelaskan pada tabel B. Terdapat lima pilihan :
- Waktu pengerjaan terpanjang
- Tugas yang paling sering diikuti
- Bobot posisi berperingkat
- Waktu tugas terpendek
- Jumlah tugas lanjutan yang paling sedikit
Beberapa cara ini dapat dicoba untuk melihat heuristik yang menghasilkan solusi terbaik yaitu jumlah stasiun kerja yang paling sedikit dengan efisiensi yang tertinggi. Akan tetapi, walaupun heuristik dapat memberikan solusi, tidak dijamin bahwa solusi yang dihasilkan ini paling optimal.
Contoh menyeimbangkan lini perakitan
Dengan menggunakan diagram preseden dan waktu aktivitas, Boeing menetapkan bahwa terdapat waktu kerja produktif sebanyak 480 menit yang tersedia per hari. Jadwal produksi mengharuskan 40 unit komponen sayap diselesaikan sebagai output dari lini perakitan setiap harinya. Sekarang, Boeing ingin mengelompokkan tugas – tugas tersebut ke dalam stasiun – stasiun kerja.
Pendekatan : Dengan mengikuti ketiga langkah di atas, kita hitung waktu siklus dengan dan jumlah minimum stasiun. Selain itu, kita masukkan tugas ke stasiun kerja – dalam kasus ini dengan menggunakan heuristik tugas yang paling banyak diikuti.
Solusi :
Waktu siklus (dalam menit) = 480 menit/40 unit
= 12 menit/unit
Jumlah stasiun kerja minimal = Total waktu tugas/Waktu siklus
= 66/12 = 5,5 atau 6 stasiun
Tabel B. Heuristik Tata Letak yang dapat digunakan untuk memberikan tugas pada stasiun kerja dalam penyeimbangan lini perakitan
1 | Waktu pengerjaan terpanjang | Dari tugas – tugas yang ada, pilihlah tugas dengan waktu pengerjaan terpanjang (terbesar) |
2 | Tugas yang paling banyak diikuti | Dari tugas – tugas yang ada, pilihlah tugas yang memiliki banyak tugas yang mengikutinya |
3 | Bobot posisi berperingkat | Dari tugas – tugas yang ada, pilihlah tugas di mana jumlah waktu dari tugas yang mengikutinya paling panjang |
4 | Waktu pengerjaan terpendek | Dari tugas – tugas yang ada, pilihlah tugas dengan waktu pengerjaan terpendek |
5 | Tugas dengan jumlah lanjutan yang paling sedikit | Dari tugas – tugas yang ada, pilihlah tugas yang tugas lanjutannya paling sedikit |
Gambar berikut menunjukkan sebuah solusi yang tidak melanggar persyaratan urutan dan mengelompokkan pekerjaan – pekerjaannya dalam enam stasiun. Untuk mendapatkan solusi ini, aktivitas dengan tugas lanjutan (pengikut) yang paling banyak dipindahkan ke stasiun kerja untuk menggunakan sebanyak mungkin waktu siklus 12 menit yang tersedia. Stasiun kerja yang pertama menghabiskan waktu 10 menit dan memiliki waktu kosong 2 menit.
Solusi dengan enam stasiun untuk soal penyeimbangan lini
Pemahaman : Ini adalah lini perakitan yang telah diseimbangkan dengan baik. Stasiun kerja kedua membutuhkan 11 menit, dan stasiun kerja ketiga menghabiskan waktu 12 menit. Stasiun kerja keempat mengelompokkan tiga tugas kecil dan menyeimbangkan waktu sebesar 12 menit dengan sempurna. Stasiun kerja kelima mempunyai waktu kosong 1 menit, dan stasiun kerja keenam (yang terdiri atas tugas D dan I) mempunyai waktu kosong 2 menit per siklus. Waktu kosong total untuk solusi ini adalah 6 menit per siklus.
Manajer operasi membandingkan tingkat efisiensi yang berbeda untuk stasiun kerja yang berbeda. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan sensitivitas lini produksi terhadap perubahan dalam tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.
Masalah penyeimbang lini berskala besar, seperti masalah tata letak berorientasi pada proses yang besar, dapat diatasi dengan menggunakan computer. Beberapa program computer tersedia untuk mengatasi penugasan stasiun kerja pada lini perakitan dengan jumlah aktivitas jumlah individu sebesar 100 (atau lebih). Dua program computer COMSOAL (Computer Method for Sequencing Operations for Assembly Lines) dan ASYBL (General Electric’s Assembly Configuration Program) digunakan secara luas pada masalah yang besar untuk mengevaluasi kombisansi stasiun kerja yang mungkin yang berjumlah ribuan atau bahkan jutaan yang lebih efisien dari pada dikerjakan dengan perhitungan tangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1. Strategi Lokasi
Lokasi dapat menentukan hingga 10% biaya total sebuah perusahaan industri. Pemilihan lokasi juga sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi juga merupakan elemen penting dalam menentukan pendapatan perusahaan jasa, eceran, dan profesional. Keputusan strategis sering tergantung jenis bisnisnya . Perusahaan industri perlu mempertimbangkan baik biaya nyata maupun tidak nyata. Permasalahan lokasi industri biasanya diatasi dengan metode pemeringkatan faktor, analisis titik impas lokasi, metode pusat gravitasi, dan metode transportasi dari pemrogaman linier. Untuk organisasi jasa, eceran, dan profesional, analisis biasanya dibuat dari berbagai variabel, termasuk daya beli suatu daerah, persaingan, iklan dan promosi, kualitas fisik lokasi,dan kebijakan operasional organisasi dan strategi yang digunakan terfokus pada maksimasi pendapatan.
3.1.2. Strategi Tata letak
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak merupakan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat.
Terdapat enam tata letak klasik yaitu posisi tetap, berorientasi proses, kantor, eceran, gudang, orientasi produk. Perusahaan industri fokus pada pengurangan pergerakan bahan baku dan penyeimbangan lini perakitan. Perusahaan eceran fokus pada usaha display produk. Gudang fokus pada paduan antara biaya penyimpanan dengan biaya penanganan bahan baku.
3.2 Saran
3.2.1. Strategi Lokasi
Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi lokasi :
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi – Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi – Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.
3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lalang kendaraan yang lewat – Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.
4. Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut – Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih – Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah – Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7. Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha – Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8. Tingkat keamanan yang mendukung – Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
9. Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha – Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Secara umum tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari lokasi yang dipilih. Maka hendaknya perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif dalam pemilihan lokasi.
3.2.2. Strategi Tata letak
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :
- Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan dibuat dan berapa banyak.
- Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas, seperti aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi, mesin – mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana, kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan aspek perawatan mesin serta penanganan material.
- Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti parkir, kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana olahraga, satuan pengamanan, dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan pabrik serta taman – taman.
- Analisis kesalingterkaitan antar seluruh aktifitas untuk menentukan kedekatan satu sama lain. Derajat kedekatan ini biasanya ditentukan oleh hubungan pertukaran material, orang/koordinasi kerja, atau informasi, atau faktor lainnya.
- Memunculkan alternatif tata letak antar ruang dari setiap aktifitas.
- Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.
- Membangun pabrik dengan alternatif tata letak terpilih bekerja sama dengan insinyur sipil dan arsitektur, serta insinyur listrik, lingkungan, mesin, dan lain – lain yang terkait dengan berbagai kebutuhan pabrik.
- Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
- Merancang ulang tata letak bila diperlukan, yang berarti kembali ke langkah 1.
- Melakukan Optimasi Tata Letak – Optimasi tata letak diantara yang paling banyak diperhatikan ada dua yakni ; minimasi ongkos penanganan material pada tata letak proses (job shop) dan maksimasi efektifitas operator dengan penyeimbangan lintas (line balancing) pada tata letak lintas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. “Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Chase, Jacobs, Aquilano. 2007. “Operation Management For Competitive Advantage 11th edition”. Boston:McGraw-Hill Companies.
Henri. 2011. “Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul 08 Layout Gudang”. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercubuana
Wisnu, dkk. “Manajemen Operasi Kelompok 7 Wisnu Cees” darihttp://manajemenoperasilt3d.blogspot.com/2010/01/manajemen-operasi-kelompok7-wisnu-ce-es.html (diakses tanggal 7 Oktober 2012)
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pergudangan
Kusuma, Yuriadi. 2009. Strategi Tata Letak Modul 6. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercubuana
Yugiswara, Wungkar. “Layout” dari http://wungkar.wordpress.com/2009/11/13/layout/ (diakses tanggal 7 Oktober 2012)
_______.“Lokasi dan Layout Kantor” dari http://kkk.blog.com/2009/01/29/lokasi-layout-kantor/(diakses tanggal 7 Oktober 2012)
Apple, JM. 1990. “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Bandung: ITB
Hani Handoko, T. 2000. “Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi”. Yogyakarta: BPFE-UGM
Tampubolon, Manahan. P. 2004. “Manajemen Operasional”. Jakarta: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar